avatar-link-ahsan
Search
Close this search box.

Memuliakan Orang Gila

Oleh : Fariq Gasim Anuz حفظه الله تعالى

Rabi bin Khutsaim rahimahullah (wafat 65 H), ulama Tabiin sekaligus murid dari sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu.

 

Saat Syaikh Rabi’ sakit lumpuh separoh, seorang muridnya yang bernama Hilal bin Isaaf berkunjung ke rumah beliau mengantarkan sahabatnya yang datang dari jauh dan ingin menimba ilmu dari Rabi’ bin Khutsaim.

 

Singkat cerita, Hilal berkata: “Ketika kami asyik berbincang-bincang, tiba-tiba datanglah seorang putra guru kami, setelah memberi salam dia berkata:

 

“Wahai ayah, ibu telah membuatkan puding istimewa dan lezat agar ayah mau memakannya, berkenankah ayah jika aku bawakan kemari?” Beliau berkata, “Bawalah kemari!” Pada saat putranya masuk, terdengar orang meminta-minta mengetuk pintu. Syaikh itu berkata, “Silakan masuk.”

 

Ternyata dia adalah seorang tua yang berpakaian compang-camping. Air liurnya belepotan kesana kemari, terlihat dari wajahnya bahwa dia tidak begitu waras. Saya terus memperhatikan hingga kemudian datanglah putra Syaikh Rabi membawa nampan berisikan puding istimewa di tangannya. Ayahnya langsung mengisyaratkan agar puding tersebut diberikan terlebih dahulu kepada tamu yang meminta-minta tersebut.

 

Nampan berisikan beberapa potong puding  itu diletakkan di hadapan pengemis tersebut. Sesegera mungkin orang itu memakannya dengan lahap. Air liurnya mengalir di sela-sela puding yang dimakannya. Dia melahapnya semua hingga habis satu nampan tanpa sisa.

 

Putra Syaikh berkata kepada ayahnya, “Semoga Allah merahmati Ayah, ibu telah bersusah payah untuk membuat puding itu untuk Ayah, kami sangat berharap agar Ayah sudi menyantapnya, namun tiba-tiba Ayah memberikannya semua kepada orang gila yang tidak tahu apa yang sedang dimakannya.”

 

Syaikh menjawab, “Wahai putraku, jika dia tidak tahu, maka sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Tahu.” Kemudian beliau membaca firman Allah yang artinya,

 

“Kalian sekali-kali tidak sampai kepada kebaikan [yang sempurna], sampai kalian menafkahkan sebagian harta yang kalian cintai.” (QS. Ali Imran: 92)

������Pelajaran yang bisa kita petik dari kisah di atas diantaranya :

Pertama : Kesetiaan istri yang shalihah kepada suaminya yang sudah tidak produktif dan sakit lumpuh separoh. Istri tersebut tetap sayang dan memuliakan suaminya dengan membuatkan puding istimewa yang menguras tenaga dan melelahkan saat membuatnya.

Kedua: Jadikanlah istrimu sebagai ratu, niscaya ia akan menjadikanmu sebagai raja.

Ketiga : Tuan rumah yang menghormati tamunya meskipun di antara tamunya adalah orang gila.

Syaikh Rabi’ bin Khutsaim rahimahullah tidak menyengaja untuk tidak memakan puding buatan istrinya. Beliau tidak menyangka bahwa tamunya yang kurang waras akan menghabiskan kue puding satu nampan. Tuan rumah bermaksud memuliakan tamunya untuk memulai makan kue sebelum dirinya.

Keempat : Keakraban antara ayah dan anak dengan berkomunikasi berisikan doa dan si anak secara spontan mengemukakan kekecewaannya kepada ayahnya.

Hendaknya orang tua dan anak selalu melantunkan doa yang baik saat berkomunikasi. Kita juga berusaha selalu menyelipkan doa yang baik kepada teman bicara saat berkomunikasi dengan sesama saudara.

Kelima, Perlu latihan yang terus menerus untuk mempraktikkan menginfakkan kepada saudara kita dengan sesuatu yang kita cintai guna menggapai kesempurnaan amal kebaikan.

Keenam : Kisah di atas mengajarkan kita keikhlasan dalam beramal. Saat berbuat baik, kuatkan tekad untuk memperoleh ridha Allah dan tidak mengharapkan balasan atau ucapan terimakasih dari manusia.

Kereta Api Cirebon Ekspres, Cirebon – Jakarta

18 Jumadil Ula 1440 H / 24 Januari 2019 M

Sumber :

Shuwar Min Hayat At Tabi’in

Oleh : DR. Abdurrahman Ra’fat Al Basya

Penerbit : Islamic Literature House, Kairo – Mesir

 

Mereka adalah Para Tabi’in

Oleh DR. Abdurrahman Ra’fat Basya

Penerbit : Pustaka At Tibyan, Solo – Indonesia

Social Media

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Print
Email

Most Popular

Categories

Social Media

Ahsan Muslim Media

Ahsan Muslim Media

Mendekatkan Keluarga Kepada Sunnah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

On Key

Related Posts

Tanda Kebaikan Islam Seseorang

Oleh : Fariq Gasim Anuz حفظه الله تعالى   Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallallahu alihi wa sallam telah bersabda yang artinya:

Artikel & Status Nasehat

┈┉━━━ ❁ ﷽ ❁ ━━━┉┈ 🔰 Artikel & Status Nasihat 🔰 📝 Adab Terhadap Orang Tua Dan Guru 🗒️ Adab dalam menuntut ilmu adalah sebab

Menjaga Perasaan Orang Lain

Oleh Ustadz Fariq Gasim Anuz حفظه الله تعالى Dari Ibnu Mas’ūd radhiallahu anhu beliau berkata: Rasūlullāh Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Jika kalian bertiga, maka janganlah dua orang